Minggu, 24 Mei 2009

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Skoliosis



BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
1234567Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
Walaupun penyebab skoliosis idiopatik tidak diketahui, namun ada beberapa perbedaan teori yang menunjukkan penyebabnya seperti faktor genetik, hormonal, abnormalitas pertumbuhan, gangguan biomekanik dan neuromuskular tulang, otot dan jaringan fibrosa. Meskipun skoliosis tidakmendatangkan rasa sakit penderita perlu di rawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkak dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti kerusakan peru-paru dan jantung, serta sakit tulang belakang.
1234567Sekitar 4% dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan.Sekitar 80% skoliosis adalah idiopatik, Skoliosis idiopatik dengan kurva lebih dari 100 dilaporkan dengan prevalensi 0,5-3 per 100 anak dan remaja. Prevalensi dilaporkan pada kurva lebih dari 300 yaitu 1,5-3 per 1000 penduduk. Insiden yang terjadi pada skoliosis idiopatik infantil bervariasi, namun dilaporkan paling banyak dijumpai di Eropa daripada Amerika Utara, dan lebih banyak laki-laki dari pada perempuan.
1234567Dari data di atas penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul �Asuhan Keperawatan Klien dengan Skoliosis �. Untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.A.Tujuan
1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang kelainan tulang belakang salah satunya adalah skoliosis.
2.Tujuan Khusus
Secara khusus �Asuhan Keperawatan Klien dengan Skoliosis � ini di susun supaya :
a.Perawat dapat mengetahui tentang konsep dasar dari skoliosis
b.Perawat dapat menentukan Asuhan Keperawatan Klien dengan Skoliosis
c.Perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang skoliosis

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.Konsep Dasar
1.Definisi
1234567Skoliosis berasal dari kata Yunani yang berarti lengkungan, mengandung arti kondisi patologik.Vertebra servikal, torakal, dan lumbal membentuk kolumna vertikal dengan pusat vertebra berada pada garis tengah. Skoliosis adalah deformitas kelainan tulang belakang yang menggambarkan deviasi vertebra kearah lateral dan rotasional.


1234567Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).

1234567Kesimpulan, skoliosis mengandung arti kondisi patologik yaitu kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping.

2.Etiologi
1234567Penyebab terjadinya skoliosis diantaranya kondisi osteopatik, seperti fraktur, penyakit tulang, penyakit arthritis, dan infeksi. Pada skoliosis berat, perubahan progresif pada rongga toraks dapat menyebabkan perburukan pernapasan dan kardiovaskuler.
Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis:
a.Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu
b.Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut:
1)Cerebral palsy
2)Distrofi otot
3)Polio
4)Osteoporosis juvenil
c.Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui.

3.Klasifikasi
Skoliosis dapat dibagi atas dua yaitu
a.Skoliosis struktural
Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki ) dan dengan rotasi dari tulang punggung Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra, processus spinosus memutar kearah konkavitas kurva.
Tiga bentuk skosiliosis struktural yaitu :
1)Skosiliosis Idiopatik. adalah bentuk yang paling umum terjadi dan diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
a)Infantile : dari lahir-3 tahun.
b)Anak-anak : 3 tahun � 10 tahun
c)Remaja : Muncul setelah usia 10 tahun ( usia yang
paling umum )
2)Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang menyebabkan malformasi satu atau lebih badan vertebra.
3)Skoliosis Neuromuskuler, anak yang menderita penyakit neuromuskuler (seperti paralisis otak, spina bifida, atau distrofi muskuler) yang secara langsung menyebabkan deformitas.
b.Skoliosis nonstruktural ( Postural ):
Skoliosis tipe ini bersifat reversibel (dapat dikembalikan ke bentuk semula), dan tanpa perputaran (rotasi) dari tulang punggung.. Pada skoliosis postural, deformitas bersifat sekunder atau sebagai kompensasi terhadap beberapa keadaan diluar tulang belakang, misalnya dengan kaki yang pendek, atau kemiringan pelvis akibat kontraktur pinggul, bila pasien duduk atau dalam keadaan fleksi maka kurva tersebut menghilang.


4.Tanda dan Gejala
Gejalanya berupa:
a.Tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping
b.Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
c.Nyeri punggung
d.Kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
e.Skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60 ) bisa menyebabkan gangguan pernafasan.
1234567Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri.

5.Patofisiologi
1234567Skoliosis adalah kondisi abnormal lekukan tulang belakang, Skoliosis di turunkan, serta umumnya sudah terjadi sejak masa kanak-kanak. Penyebabnya tidak diketahui dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan postur tubuh, diet, olahraga, dan pemakaian backpack. Dan ternyata, anak perempuan lebih sering terkena ketimbang anak laki-laki.
Penyebab lain dari skoliosis yaitu infeksi kuman TB daerah korpus vertebra ( spondiliatis ) dan terjadi perlunakan korpus. Perubahan postural berupa lengkungan berbentuk S dan C terjadi pada tulang spinal atau termasuk rongga tulang spinal.
Derajat lengkungan penting untuk di ketahui apakah terjadi penekanan pada paru-paru dan jantung.

Umumnya sih, skoliosis tidak akan memburuk, dan yang terpenting adalah lakukan check up secara teratur (setiap 3 sampai 6 bulan). Catatan: Pada kondisi yang berat, bisa terjadi nyeri punggung, kesulitan bernapas, atau kelainan bentuk tubuh. Bisa jadi, anak perlu �brace� (alat khusus) atau harus dioperasi.
Tidak ada patokan baku untuk membantu membuat keputusan penanganan skoliosis, karena sangat dipengaruhi usia anak, derajat pembengkokan tulang punggung, serta prediksi tingkat keparahan sejalan dengan pertumbuhannya.

6.Pathway


7.Komplikasi
1234567Walaupun skoliosis tidak mendatangkan rasa sakit, penderita perlu dirawat seawal mungkin. Tanpa perawatan, tulang belakang menjadi semakin bengkok dan menimbulkan berbagai komplikasi seperti :
a.Kerusakan paru-paru dan jantung.
Ini boleh berlaku jika tulang belakang membengkok melebihi 700. Tulang rusuk akan menekan paru-paru dan jantung, menyebabkan penderita sukar bernafas dan cepat capai.
Justru, jantung juga akan mengalami kesukaran memompa darah. Dalam keadaan ini, penderita lebih mudah mengalami penyakit paru-paru dan pneumonia.
b.Sakit tulang belakang.
Semua penderita, baik dewasa atau kanak-kanak, berisiko tinggi mengalami masalah sakit tulang belakang kronik. Jika tidak dirawat, penderita mungkin akan menghidap masalah sakit sendi. Tulang belakang juga mengalami lebih banyak masalah apabila penderita berumur 50 atau 60 tahun.

8.Pemeriksaan Penunjang
1234567Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi.
Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
a.Skoliometer adalah sebuah alat untuk mengukur sudut kurvaturai.
Cara pengukuran dengan skoliometer dilakukan pada pasien dengan posisi membungkuk, kemudian atur posisi pasien karena posisi ini akan berubah-ubah tergantung pada lokasi kurvatura, sebagai contoh kurva dibawah vertebra lumbal akan membutuhkan posisi membungkuk lebih jauh dibanding kurva pada thorakal. Kemudian letakkan skoliometer pada apeks kurva, biarkan skoliometer tanpa ditekan, kemudian baca angka derajat kurva.
Pada screening, pengukuran ini signifikan apabila hasil yang diperoleh lebih besar dari 50, hal ini biasanya menunjukkan derajat kurvatura > 200 pada pengukuran cobb�s angle pada radiologi sehingga memerlukan evaluasi yang lanjut
b.Rontgen tulang belakang
X-Ray Proyeksi
Foto polos : Harus diambil dengan posterior dan lateral penuh terhadap tulang belakang dan krista iliaka dengan posisi tegak, untuk menilai derajat kurva dengan metode Cobb dan menilai maturitas skeletal dengan metode Risser. Kurva structural akan memperlihatkan rotasi vertebra, pada proyeksi posterior-anterior, vertebra yang mengarah ke puncak prosessus spinosus menyimpang kegaris tengah; ujung atas dan bawah kurva diidentifikasi sewaktu tingkat simetri vertebra diperoleh kembali.
Cobb Angle diukur dengan menggambar garis tegak lurus dari batas superior dari vertebra paling atas pada lengkungan dan garis tegak lurus dari akhir inferior vertebra paling bawah. Perpotongan kedua garis ini membentuk suatu sudut yang diukur.
Maturitas kerangka dinilai dengan beberapa cara, hal ini penting karena kurva sering bertambah selama periode pertumbuhan dan pematangan kerangka yang cepat. Apofisis iliaka mulai mengalami penulangan segera setelah pubertas; ossifikasi meluas kemedial dan jika penulangan krista iliaka selesai, pertambahan skoliosis hanya minimal. Menentukan maturitas skeletal melalui tanda Risser, dimana ossifikasi pada apofisis iliaka dimulai dari Spina iliaka anterior superior (SIAS) ke posteriormedial. Tepi iliaka dibagi kedalam 4 kuadran dan ditentukan kedalam grade 0 sampai 5.
Derajat Risser adalah sebagai berikut :
Grade 0 : tidak ada ossifikasi,
grade 1 : penulangan mencapai 25%,
grade 2 : penulangan mencapai 26-50%,
grade 3 : penulangan mencapai 51-75%,
grade 4 : penulangan mencapai 76%
grade 5 : menunjukkan fusi tulang yang komplit.
c.MRI ( jika di temukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen )

9.Penatalaksanaan
Adapun pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai �The three O�s� adalah :
a.Observasi
Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu <25o pada tulang yang masih tumbuh atau <50o pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saar usia 19 tahun.
Pada pemantauan ini, dilakukan kontrol foto polos tulang punggung pada waktu-waktu tertentu. Foto kontrol pertama dilakukan 3 bulan setelah kunjungan pertama ke dokter. Lalu sekitar 6-9 bulan berikutnya bagi yang derajat <20o dan 4-6 bulan bagi yang derajatnya >20o.
b.Orthosis
c.Orthosis dalam hal ini adalah pemakaian alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah :
1)Pada kunjungan pertama, ditemukan derajat pembengkokan sekitar 25o
2)Terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25o
Jenis dari alat orthosis ini antara lain :
a)Milwaukee
b)Boston
c)Charleston bending brace
Alat ini dapat memberikan hasil yang cukup signifikan jika digunakan secara teratur 23 jam dalam sehari hingga masa pertumbuhan anak berhenti.
d.Operasi
Tidak semua skoliosis dilakukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah :
1)Terdapat progresifitas peningkatan derajat pembengkokan >40-45o pada anak yang sedang tumbuh
2)Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis
3)Terdapat derajat pembengkokan >50o pada orang dewasa


B.Asuhan Keperawatan
1.Pengkajian
Pemeriksaan fisik meliputi :
a.Mengkaji skelet tubuh
Adanya deformitas dan kesejajaran. Pertumbuhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang. Pemendekan ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis. Angulasi abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan adanya patah tulang.
b.Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
c.Mengkaji sistem persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
d.Mengkaji system otot
Kemampuan mengubah posisi, kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Lingkar ekstremitas untuk mementau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
e.Mengkaji cara berjalan
Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak normal. Bila salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain. Berbagai kondisi neurologist yang berhubungan dengan caraberjalan abnormal (mis.
cara berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-selangkah � penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar � penyakit Parkinson).
f.Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Palpasi kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang
lebih panas atau lebih dingin dari lainnya dan adanya
edema.
Sirkulasi perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut perifer, warna, suhu dan waktu pengisian kapiler.
2.Analisa data
DS
:
Pasien mengetakan nyeri punggung
Pasien mengatakan kelelahan di tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama
Pasien mengatakan kesusahan bernafas

DO

:

Bahu yang tampak tidak sama tinggi
Tampak tonjolan skapula yang tidak sama
Tampak pinggul yang tidak sama

3.Prioritas Diagnosa Keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan nyeri
b.Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral
c.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang
d.Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh miring ke lateral.
4.Perencanaan Keperawatan
a.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penekanan paru
1)Tujuan : Pola nafas efektif
2)Intervensi :
a)Kaji status pernafasan setiap 4 jam
b)Bantu dan ajarkan pasien melakukan nafas dalam setiap 1 jam
Rasional :
Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi dan menurunkan/mencegah atelektasis

c)Atur posisi tidur semi fowler untuk meningkatkan ekspansi paru
Rasional :
Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan

d)Pantau tanda vital setiap 1 jam
Rasional :
Indikator umum, status sirkulasi dan keadekuatan perfusi

b.Nyeri punggung berhubungan dengan posisi tubuh miring ke lateral
1)Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
2)Intervensi :
a)Kaji tipe, intensitas dan lokasi nyeri
Rasional :
Mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan intervensi tingkat ansietas dapat mempengaruhi terhadap nyeri

b)Ajarkan relaksasi dan tehnik distraksi
Rasional :
Untuk mengalihkan perhatian sehingga mengurangi nyeri

c)Ajarkan dan anjurkan pemakaian brace
Rasional :
Untuk mengurangi nyeri saat aktivitas

d)Kolaborasi dalam pemberian analgesi
Rasional :
Untuk meredakan nyeri


c.Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan postur tubuh yang tidak seimbang
1)Tujuan : Meningkatkan mobilitas fisik
2)Intervensi
a)Kaji tingkat mobilitas fisik
Rasional :
Mempengaruhi pilihan / pengawasan keefektifan intervensi

b)Tingkatkan aktivitas jika nyeri berkurang
Rasional :
Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi

c)Bantu dan ajarkan latihan rentang gerak sendi aktif
Rasional :
Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi

d)Libatkan keluarga dalam melakukan perawatan diri
Rasional :
Keluarga yang kooperatif dapat meringankan petugas, dan memberikan kenyamanan pada pasien

d.Gangguan citra tubuh atau konsep diri yang berhubungan dengan postur tubuh yang miring ke lateral
1)Tujuan : Meningkatkan citra tubuh
2)Intervensi :
a)Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya
Rasional :
Ekspresi emosi membantu pasien mulai menerima kenyataan dan realitas hidup

b)Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan pencapaian
Rasional :
Harapan yang tidak realistik menyebabkan pasien mengalami kegagalan dan menguatkan perasaan-perasaan tidak berdaya

c)Beri penghargaan untuk tugas yang di lakukan
Rasional :
Penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan perilaku yang di harapkan

d)Beri dorongan untuk merawat dari sesuai toleransi
Rasional :
Meningkatkan kemandirian

( Doenges, E Marilynn.1999 )


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
1234567Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang).
Penyebab umum dari skoliosis meliputi kongenital, neuromuskuler dan idiopatik, Skoliosis di bagi menjadi dua yaitu skoliosis struktural dan non struktural. Gejala dari skoliosis berupa kelengkungan abnormal ke arah samping, bahu dan pinggul tidak sama tinggi, nyeri punggung, kelelahan pada tulang belakang, dan gangguan pernafasan.
Komplikasi yang dapat terjadi pada skoliosis ialah kerusakan paru-paru dan jantung dan sakit tulang belakang. Untuk pemeriksaan penunjang yang biasa di lakukan yaitu Rontgen tulang belakang, Skoliometer terapi yang dapat di pilih, di kenal sebagai � The Three O's � adalah observasi, orthosis, operasi, prioritas.
Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu ketidakefektifan pola nafas, nyeri, punggung, gangguan, mobilitas fisik, dan gangguan citra tubuh.

B.Saran
Bagi perawat :
1.Perawat harus banyak membaca dan memperbanyak referensi sehingga meningkatkan pemahaman tentang skoliosis
2.Perawat harus teliti dan selalu memantau perkembangan kesehatan pasien
3.Perawat membekali pasien dengan pengetahuan tentang skoliosis


DAFTAR PUSTAKA

Sudah Baca Yang Ini..?



Komentar :

ada 0 komentar ke “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Skoliosis”

Posting Komentar

Reader Community

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra